Blog
Pilihan dalam Hidup : Menumpuk Aset atau Liability?
- March 25, 2020
- Posted by: sekolahinvestor
- Category: mindset
Pilihan dalam Hidup : Menumpuk Aset atau Liability?
- March 25, 2020
- Posted by: sekolahinvestor
- Category: mindset ,
Sebenarnya saya termasuk tipe orang yang “don’t give a sh*t” alias tidak peduli tentang urusan-urusan terkait kekayaan… Cuma agak gatal berkomentar, karena ada orang-orang disekitaran yang mengeluh tentang
- kurangnya penghasilan
- banyaknya pengeluaran
Ya padahal penyebabnya gaya hidup mereka sendiri. (Jadi tidak akan rilis artikel di SekolahInvestor.id ini jika mereka tidak mengeluh hehe). Sebenarnya simple dan gamblang..
- Sama-sama punya uang dari bonus Rp 20 juta, si A memilih untuk liburan ke Bali bersama keluarga, sementara si B memilih untuk membeli saham X yang kemarin lagi diskon berat lebih dari 10%. Bahkan di masa Corona ini hingga 70%. Perhatikan, yang satu uangnya langsung habis, yang lainnya uangnya malah bertambah pesat
- Sama-sama mendapat uang warisan Rp 500 juta, si A memilih untuk membeli mobil baru, si B memilih membeli saham X. Ketika 10 tahun berjalan, mobil A sudah menjadi rongsokan, mungkin harganya hanya tinggal Rp 200 juta, sementara aset si B bisa-bisa sudah mencapai Rp 5-7 Milyar. Berasa kan gap nya..? 10 tahun ga lama kok.. ingat, mobil tidak menghasilkan income, malah jadi liablity (servis, pajak, salon, dan lain-lain)
- Sama-sama punya mobil dan tanah nganggur, (ini jelas-jelas liability), si A memilih untuk mendiamkan saja karena terlalu takut atau merasa di comfort zone, sementara si B berpikir untuk mengubah liability menjadi aset, memutuskan menjual/menjaminkan tanahnya untuk membeli saham X (tentunya dengan persiapan ilmu trading yang baik). Ketika 5-10 tahun berjalan, akan berasa BANGET “perbedaannya”.
- Si A kalau mendapat bonus (anggaplah Rp 10 juta), langsung habis dibelanjakan. (You name it lah, dari mobil, diecast, action figure, peralatan kamera, hewan peliharaan mahal dan sebagainya). Beda dengan si B, income di convert dahulu menjadi aset berupa saham. Baru ketika asetnya menghasilkan, gain itulah yang dibuatnya untuk “jajan”. Misal dari Rp 10juta selama setahun menghasilkan gain Rp 1 juta, baru deh dari Rp 1 juta tersebut, sebagian kecil ia beli-kan hobi, misalnya beli peliharaan burung jalak kebo seharga Rp 200rb. Kapan beli peralatan kamera? Nanti, kalau aset yang diputar di saham sudah mencapai Rp 500 juta atau lebih.. sabar dong..
Setiap mendapat gaji, bonus, profit dari bisnis, rezeki mendadak, atau income apapun, jangan langsung spending konsumtif, tapi masuk dahulu ke kolom aset. Baru ketika asetnya menghasilkan, boleh spending
Perubahan Mindset yang Diharapkan
- Dulu : Gaji/income langsung buat spending seperti ganti gadget, mobil baru, console game, renovasi rumah, jalan-jalan bersama keluarga dan seterusnya. Tidak ada uang tersisa untuk menabung, bahkan investasi saham. Akhirnya selalu habis tiap bulan dan berasa selalu kurang
- Sekarang : Gaji/Income masuk dulu ke aset saham. Setelah aset menghasilkan gain, itulah yang digunakan untuk spending. Percaya deh, rasanya nikmat banget spending menggunakan hasil aset. Kemudian, aset kita akan terus bertambah. Ini akan menjadi habit baru yang positif dan juga produktif
Pada akhirnya, hidup adalah pilihan..
Mau invest silakan.. Mau boros ya silakan…
Cuma kalau sudah boros, ya jangan mengeluh kalau penghasilan kurang, dan pengeluaran banyak hehe
SekolahInvestor.id